______________________________________________________________________________
Pagi hari di YHS, para
murid yang berada di koridor sekolah heboh mengenai berita seorang gadis
yang di temukan tewas tak bernyawa di tempat sampah.
" Hei, kau tahu siapa yang membunuhnya?" - Nia .
" Entahlah, ku rasa pembunuhnya sama dengan yang membunuh Violet." - Ria.
" Kenapa kau bisa menyimpulkan seperti itu?" - Lia.
" Hei, kau tak memperhatikan gambarnya ya? Di lengan kirinya terdapat huruf R.R"- Lili.
" Hm, kau benar"- Lila.
Jessi yang sedang
berjalan mendengarkan perbincangan mereka. Memang di sekolahnya sedang
digemparkan dengan berita meninggalnya murid di setiap tahunnya,
rata-rata yang meninggal adalah siswi.
" Hai Jes" sapa Rafa.
" Hai Raf, apakah kau sudah membaca berita pagi ini?" Tanya Jessi.
" Hm, sudah. Padahal baru tadi pagi beritanya, tetapi sudah tersebar luas di sekolah."
" Kau kayak tidak tahu
saja, kalau berita yang ada di sekolah ini akan tersebar dengan cepat
lewat sosmed yang anggotanya seluruh siswa dan siswi sekolah ini"
" Kau benar, omong-omong di mana Ray?. Aku belum melihatnya, biasanya dia sudah datang jam segini"
" Dia datang tidak
menentu Raf, kau tahu lah, dia itu JONES alias JOMBLO NGENES paling dia
telat karena sibuk cari cewek yang disa di ajak PDKT-an,
hahahahahaha............." Ejek Jessi menekankan kata 'Jomblo ngenes'.
" Hahahaha, Kau benar Jes. Kenapa aku tidak berfikir sampai situ ya?" Ucap Rafa sambil tertawa.
" Otakmu saja yang lambat " Ejek Jessi. Rafa menatap sinis Jessi. Jessi membalasnya dengan memeletkan lidahnya.
Tak!
" Aw" erang Jesi sambil mengusap kepalannya.
" HEI! kau ini, bicara
sembarangan aja. Aku ini datang terlambat karena tadi malam aku sibuk
dengan tugas-tugasku yang menumpuk tau. Memangnya kenapa kalau aku
jomblo? Kau tak suka? Kalau tida suka, kau saja yang jadi pacarku !"
Elak Ray.
Blus..
"K..KA..KAU INI, BARU DATANG SUDAH MAIN JITAK-JITAK KEPALA ORANG! KALO KEPALAKU BENJOL BAGAIMANA?. DASAR KECEBONG NILA" Teriak Jessi tepat di samping telinga Ray.
"K..KA..KAU INI, BARU DATANG SUDAH MAIN JITAK-JITAK KEPALA ORANG! KALO KEPALAKU BENJOL BAGAIMANA?. DASAR KECEBONG NILA" Teriak Jessi tepat di samping telinga Ray.
" Tidak akan benjol kok
Jes, paling merah doang dan nila itu kecebong ya? Setau aku nila itu
sejenis ikan. IPA mu pasti tidak pernah tuntas, aku benar kan?" Ucap Ray
santai.
" TIDAK BENJOL SIH, TAPI
SAKITNYA ITU LHO DAN JANGAN SEMBARAGAN AJA KALO NGOMONG, NILAI IPA AKU
ITU BAGUS TAUUUUUUUUUU! BAHKAN LEBIH TINGGI DARI MU! " Jessi kembali
berteriak.
"Jadi? Pamer gitu, kalau nilaimu lebih bagus?" Dan Skak, Jessi tak bisa membalas perkataan Ray.
" Hei-hei hentikan, kalian ini seperti anak kecil saja. Lebih baik kita ke kelas sekarang." Lerai Rafa.
Dengan santai Ray
memasukan tangannya kesaku dan berjalan dengan santai. Sedangkan Rafa
mengikutinya dari belakang. Dan tentunya Jessi juga ikut, namun dengan
kaki yang di hentakan keras pada lantai.
Skip.
***
Pulang sekolah.
Via SMS
To: Rafa
From:Ray
'Temui aku di atap sekolah sekarang'
To: Ray
From: Rafa
' Baik'
***
Setelah di atap.
" Hai Ray, ada apa?"-Rafa.
" Aku berhasil membunuh Kiara dan Violet."-Ray.
"Baguslah, mereka yang melihat kita membunuh Ayana bukan?"-Rafa.
" Ya, tapi, saat aku membunuh Violet ada yang melihat ku membunuhnya."-Ray.
"Benarkah? Siapa?"-Rafa.
"Entahlah, aku tak
melihatnya, dia tak berteriak dan lari dengan cepat. Jadi aku telat
untuk menggejarnya."- ucap Ray sambil melihat taman sekolah dari
rooftop.
" Ah, kau sih, membunuh
saja masih ketahuan. Setelah mengetahui siapa yang mengintip aku saja
yang membunuhnya Ray."-Rafa sambil menepuk pelan pundak Ray.
" Baiklah, akan aku cari tahu." - Ray.
"Bagus, aku pulang duluan. Bye." -Rafa.
"Bye."-Ray.
***
Setelah mencari tahu siapa yang mengintip mereka membunuh, Ray memberi tahu Rafa saat di sekolah.
Hari ini, kelas Rafa, Jessi dan Ray olahraga. Jessi dan Rafa memang satu kelas tapi berbeda kelas dengan Ray.
#Gedung olahraga
Materi olahraga hari ini adalah tentang lari. Setiap anak harus berlari dengan jarak 100 m.
Setelah berlari Jessi
duduk di bangku yang berada tak jauh dari lapangan tersebut dan meminum
airnya. Ia terduduk sambil memangku kepalannya. Mukanya terlihat pucat,
karena khawatir pak guru menghampiri Jessi dan bertanya keadaannya.
" Jes, apa kau baik-baik saja?" Tanya Pak Sem
" Kepala saya sakit pak, boleh saya izin ganti baju dan pergi ke UKS?"
" Baiklah, pergi dan beristirahatlah!" Ucap Pak Sem
" Baik, terima kasih pak"
Jessi bergegas menuju ruang ganti dan mengganti bajunya menjadi baju seragam.
Ketika ia berjalan, ia tak sengaja mendengar sebuah percakapan.
Ketika ia berjalan, ia tak sengaja mendengar sebuah percakapan.
" Kau sudah cari tahu siapa orangnya?"
" Ya, tinggal kita membuat rencana bagaimana membunuhnya."
" Bagus, tapi di mana kita akan membunuhnya?"
Karena penasaran, Jessi berjalan lebih dekat menuju sumber suara.
Krek(Bunyi bolpoin ketika patah)
Sebuah bolpoin patah tetika ia menginjaknya.
Sebuah bolpoin patah tetika ia menginjaknya.
" Siapa itu?"
" Ayo kejar"
Jessi pun berlari dengan
sangat cepat, ia merupakan salah satu atlet lari di sekolahnya, tapi
bukankah laki-laki yang memiliki kaki panjang lebih cepat ketika ia
berlari?. Dengan cepat pria itu mendorong Jessi sampai punggung Jessi
mengenai tembok.
BRUK
Pria itu pun tak
membuang-buang waktu mengambil saput tangan yang telah di beri obat bius
itu kepada Jessi. Tak membutuhkan waktu yang lama, Jessi pun akhirnya
pingsan.
Tin tin ( suara klakson)
Di belakang pria itu
sudah ada mobil yang di bawa oleh temannya. Pria itu mengendong Jessi
ala bridal style, dan membawa Jessi ke tempat biasa mereka membunuh.
***
Jessi terbangun tari
pingsannya dan mendapatkan dirinya yang berada di tempat yang pengap dan
minim cahaya. Tangannya pun di ikat dengan menggunakan kawat duri yang
membuat tangannya mengeluarkan darah.
" Hai Jess, kau sudah sadar rupannya. Kau kenal aku bukan?"
Deg
" Su..Suara ini. R..ra..ray?" ucap Jessi yang mungkin lebih ke gumam
" Kau cukup pintar rupanya"
" Ray ku mohon lepaskan aku, kawat ini sangat sakit." Pinta Jessi
" Tidak bisa, kau yang memaksaku melakukan ini Jes"
" Aku? aku tak pernah meminta mu Ray. Ku mohon lepaskan aku" Pinta Jessi sambil menangis.
" AKU SUDAH SIAP RAY"
" Ra.... Rafa? "
" Kau akan mati" Bisik Rafa tepat di telinga Jessi.
" TOLONGGGGGGGGGGGGGG, SIAPAPUN TOLONG AKUUUUUUUUUUUUUU!!!!!" Teriak Jessi.
Plak
Sebuah tamparan keras diberikan oleh Ray.
" Percuma kau berteriak
sekeras apapun, tak akan ada yang mendengarnya. Kau tau kenapa? Karena
ini ruang bawah tanah dan tempat ini adalah tempat tak berpenghuni. "
Bisikan Rafa membuat Jessi bergidik ngeri+takut.
" HAHAHAHAHAHAHA" Tawa Rafa pun pecah. " Kau takut, hm?" bisik Ray tepat di telinga Jessi.
Kini, Jessi hanya bisa menangis pasrah dengan apa yang telah menimpanya.
" START"
Ray pun mengambil pisau dan menyayat lengan Jessi tanpa belas kasihan. Sedangakn Jessi hanya mengerang kesakitan dan menangis.
Kini giliran Rafa, dia mengambil pisau ukir (yang biasanya digunakan untuk mengukir kayu)dan menggukir huruf R.R.
"ARGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH.
SIAPAPUN TOLONG AKUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU" Teriak Jessi, namun nihil
tak ada yang mendengarkannya, ia berada di ruang bawah tanah pastinya
tidak akan ada yg mendengarkannya.
PLAK
Sebuah tamparan sangat keras di layangkan Ray ke Jessi, seketika sudut bibir Jesi mengeluarkan darah dan membuat Jessi pingsan.
" Cih, lemah" Gumam Rafa.
Rafa memotong lidah Jessi dan membuangnya sembarang arah.
Ray menikam Jessi bertubi-tubi dan menyongkel mata kiri Jessi, kemudian meremasnya seperti meremas kertas
Krak.. dan bola mata itu pun pecah. Darah dari mata itu berceceran pada baju Ray.
Krak.. dan bola mata itu pun pecah. Darah dari mata itu berceceran pada baju Ray.
Rafa juga menyongkel mata kanan Jessi dan melakukan hal yang sama seperti Ray.
Mereka menjilat sedikit darah yang berada di tangan mereka.
" Hm, manis juga ya darah Jessi"
" Sangat manis Ray"
Darah merah kental
mengalir dari tubuh Jessi. Dari matanya yang tidak memiliki bola mata
lagi, dari mulut yang terbuka dan memperlihatkan lidah yang tak utuh
lagi, serta badan yang telah hancur. Tetapi Ray dan Rafa belum puas
dengan apa yang mereka perbuat.
Rafa mengambil gergaji
mesin di atas nakas dan menyalakannya, ia menusukan gergaji tersebut ke
perut Jessi sampai menembus perut Jessi hingga punggungnya.
Dengan kasar ia menarik gergaji tersebut . Di gergaji terdapat darah dan daging dari Jessi. Darahnya memuncrat ke tubuh Ray dan Rafa. Mereka tertawa bersama, seperti anak kecil yang mendapatkan permen.
Dengan kasar ia menarik gergaji tersebut . Di gergaji terdapat darah dan daging dari Jessi. Darahnya memuncrat ke tubuh Ray dan Rafa. Mereka tertawa bersama, seperti anak kecil yang mendapatkan permen.
Setelah itu, Rafa
memotong kaki kiri Jessi . Ray mengambil revolver dan mengambil jarak
yang lumayan jauh, Ray pun mengambil ancang-ancang menembak dan
DOR
suara tembakan mengelegar di ruangan tersebut, Jessi pun mati dengan mengenaskan.
Belum puas sampai disitu. Rafa kembali memegang gergaji mesin dan memotong tubuh Jessi. Dari kepala hingga bawah. Tubuh Jessi benar benar hancur. Otak yang terlihat, usus yang telah hancur, jantung yang telah lubang.
Belum puas sampai disitu. Rafa kembali memegang gergaji mesin dan memotong tubuh Jessi. Dari kepala hingga bawah. Tubuh Jessi benar benar hancur. Otak yang terlihat, usus yang telah hancur, jantung yang telah lubang.
"Eh? Udah ancur? Cih... padahal masih ingin bermain lebih lama dengan sahabat 'Mereka'" Ujar Ray.
"Hm, mereka bertiga sama-sama lemah" timpal Rafa.
Mereka berdua memasukan
potongan tubuh Jessi dan organ2 yang tak berbentuk lagi ke dalam tong
berisi daun kering dan minyak tanah.
"Karna kau adalah teman
baik 'mereka' kami berikan pelayanan terbaik" Seringaian Rafa yang seram
pasti akan menakutkan banyak orang.
"Hm, pelayanan lebih" Ray menghidupkan korek api dan membakar tubuh Jessi.
Setelah mereka
bersahabat selama 6 tahun. Ray dan Rafa dengan tega membunuh Jessi.
Atau, lebih tepatnya pribadi lain dari Rafa dan Ray.
***
Paginya at Sekolah
Sekolah kembali di kejutkan dengan berita meninggalnya salah satu murid kebangaan YHS.
" Hey kau tau Jessi telah meninggal?" Tanya Rafa dengan lemas
" Ya, aku baru tahu tadi pagi" Jawab Ray yang berusaha tetap stay cool
" Kita ikut pemakamannya lusa" Ucap Rafa lebih tegas.
" Tentu, tapi siapa yang
tega membunuhnya? Dia gadis yang baik, tak pernah membuat masalah. Tapi
ada yang membunuhnya" Ucap Ray yang telah mata yang penuh dendam.
" Ayo cari tahu siapa pembunuhnya!" Ajak Rafa dengan kesungguhan yang besar, kesungguhan itu terpancar pada matanya.
THE AND
Apakah kalian binggung
dengan ceritanya?. Disini mereka tidak menyadari bahwa mereka yang telah
membunuh temannya sendiri. Itu karena mereka sama-sama mengidap DID.
Ada yang belum tau DID kan? Akan aku kasih penjelasannya, tapi lebih lengkap lagi cari sendiri di mbah Google
Dissociative Identity Disorder (DID) sebelumnya dikenal dengan gangguan kepribadian ganda. DID
merupakan salah satu sekelompok kondisi yang disebut Gangguan
Disosiatif; amnesia, fugue, depersonalisasi dan gangguan identitas
disosiatif (Dissociative Identity Disorder).
Dan mereka juga terbasuk
dalam golongan Psychopath. Kenapa? Karena mereka membunuh jesi dengan
sadis (mungkin ada yg blg ngak sadis alias abal. Kalau mau bantu choco
sadisin pembunuhannya blg kok) kalau ada yg blm tau Psychopath itu apa.
Choco bakal kasih tau.
Psikopati adalah
gangguan kepribadian yang ditandai oleh perilaku berbohong,
mengeksploitasi orang lain, kecerobohan, kesombongan, kekacauan secara
seksual, rendahnya control diri, dan kurangnya empati terhadap orang
lain.